Header Ads

Alay Community

Majalahdrise.com - Geliat generasi alay makin merajalela. Mereka aktif di mana-mana. Tingkah polahnya yang ‘unik’ sangat menarik perhatian. Banyak yang memaklumi namun tak sedikit yang mencaci maki. Di dunia nyata, apalagi di dunia maya. Sebelum ngasih komentar, mendingan kita telusuri komunitas remaja yang berlabel ‘alay’. Lets cekidot!
Find Alay on Facebook
Emang nggak banyak facebooker yang terang-terangan mendeklarasikan dirinya sebagai alay sejati. Tapi sebagai sebuah komunitas, alay and the gank tetep punya halaman tempat mereka kongkow-kongkow. Meski anggotanya masih sedikit, eksistensi mereka kerasa banget di dunia facebook. Mereka dengan mudah dikenali dari ciri-ciri khas yang nempel dalam penulisan status atau ‘putu-putu narziz’ yang diuploadnya.
Tulisan kaum alay biasanya neh (hasil survey pengamat alay), kombinasi huruf besar-kecil atau singkatan yang ngasal. Keliatannya keren, padahal mah merusak mata dan bikin cape yang bacanya. Kalo dari foto, biasanya mode full narsis ada dalam setiap gayanya. Pake bibir di monyongin lah, mata kedip (kaya orang cacingan), pipinya dibikin chubby, telunjuk di bibir, difoto dari atas, de el el. Keliatanya unik, tapi kadang bikin eneg juga.
Alay Under Stage
Membanjirnya acara musik di televisi memaksa para produsernya untuk putar otak biar stage alias panggung keliatan rame. Dari sinilah komunitas alay ambil peran. Mereka dibayar untuk ngeramein acara-acara musik di tipi. Nggak cuman hadir terus bengon, tapi mereka dituntut untuk caper sepanjang acara. Seperti paduan busananya yang asal jebred. Bayangin aja, niatnya mungkin mau nge-mix warna busana tapi hasilnya malah gazebo alias gak zelas bo! Baju ijo,celana kotak kotak,sepatu merah, kacamuka biru! Hmm…bener-bener gazebo!
Selain busana, komunitas alay under stage juga dengan mudah dikenali dari gaya tariannya yang unix abiez. Gerakan tangan atau badan yang berbarengan mengiringi penampilan musisi yang tengah unjuk gigi. Kalo gerakannya normal dan teratur kaya Senam Kesegaran Jasmani atau aksi dancer sih masih mending enak dilihat. Lha ini, gerakannya ngasal, seenak udel, dan cenderung norak. Pake tereak-tereak plus jingkrak-jingkrak lagi. Bagi yang nggak biasa ngelihat joget para ‘cheerleader’ dadakan ini, bisa-bisa nurunin nafsunya untuk nikmatin musikalitas dari musisi idolanya tuh. Berabe!
Alay on The Street
Geliat remaja dengan gaya hidup alay di dunia nyata sangat mudah tertangkap mata dan media. Mereka biasanya nongkrong di pinggir jalan dengan gaya busana kaya warna dan aksesoris yang mencolok. Dari celana hipster, celana pensil, sampe celana pulpen atau spidol (emang ada). Gaya rambutnya juga unix. Cenderung emo dan harajuku-harajiki.
Sambil cekakak-cekikik-cekukuk, mereka doyan godain lawan jenisnya yang lewat di depannya. Yang cowok godain cewek yang lewat gitu juga sebaliknya. Sesi putu-putu narziz pun gak pernah ketinggalan dimana aja dan kapan aja dengan bermodalkan jepretan kamera ponsel vga. Pokoknya komunitas alay ini rame banget kalo nggak dibilang berisik kalo udah ngobrolin musisi idola, gacoan, sampe gosip seleb. So expresif!
Driser, sebagai sebuah tren remaja, alayisme pastinya cuman numpang lewat di sela-sela penggalan kehidupan remaja. Kalo udah ada tren baru, alayisme pun bakal mundur teratur. Begitulah kerjaan orang-orang pemilik modal yang menciptakan dan membesarkan tren melalui media yang dikuasainya untuk morotin duit remaja dan ortunya. Sialnya, gaya hidup sekuler yang selalu kental dalam tren yang diciptakan ternyata juga bisa menggerus akidah remaja muslim. Ini bahayanya. Makanya, tetep waspada dan cari tahu biar keislaman kita nggak tergoda. Setuju? Yuhu![341]


No comments

Powered by Blogger.