Header Ads

Beriman Kepada Alquran : Review The Mistery of Historical Jesus, karya Louay Fatoohi

Beberapa hari belakagan ini saya sedang asyik membaca sebuah buku berjudul The Mistery of Historical Jesus, karya Louay Fatoohi, yang diterbitkan oleh Mizan. Buku ini cukup tebal dan saya pun belum selesai membacanya, baru sampai bab-bab awal.

Selain sejarah, saya cukup menggemari kajian-kajian perbandingan agama. Saya juga menyukai tema-tema yang berkaitan dengan teologi dan sejarah Kristen. Eit jangan curiga dulu, walau pun begitu insya Allah saya tetaplah seorang muslim yang hanya menyembah Allah azza wajalla.


Kegemaran saya untuk memerhatikan tema-tema agama dan sejarah Kristen justru saya arahkan untuk memperkuat keyakinan dan memperkaya pengetahuan saya tentang bukti-bukti kebenaran Islam. Persis seperti yang pernah disampaikan oleh Conan Edogawa bahwa kebenaran itu selalu hanya ada satu. Maka kita perlu menggunakan akal kita untuk meneliti berbagai fakta dan bukti untuk menemukan kebenaran itu.

Kembali kepada buku The Mistery of Historical Jesus! Buku setebal 700-an halaman ini membahas kisah Yesus sejarah menurut beberapa sumber, Alkitab (baik kanonik mau pun apokrif), dan sumber-sumber sejarah (seperti Jewish Antiquities-nya Flavius Josephus), dan tentu saja Alquran. Biasanya ada dua sudut pandang yang digunakan untuk membedah kisah Yesus, sudut pandang pertama adalah sejarah (historis), sudut pandang kedua adalah agama (teologis). Kedua sudut pandang ini akan menggambarkan Yesus dengan cara yang berbeda.

Karena saya baru membaca buku ini pada bab-bab awal, yang membedah sumber-sumber yang digunakan oleh Pak Fatoohi dalam membedah kisah Yesus, maka saya ingin membagikan sedikit kesan tentang bagaimana seharusnya kita beriman kepada Alquran yang ada di dalam buku itu.

Beriman Kepada Alquran

Sebagai seorang muslim tentunya kita amat mengerti seberapa pentingnya rukun iman yang enam itu. Kita akan secara otomatis keluar dari Islam jika kita tidak meyakini satu poin saja dari rukun iman. Semua orang muslim tentu saja meyakini rukun iman itu, hanya saja banyak sekali orang muslim saat ini yang mempercayai rukun iman sekadar percaya saja, tanpa tahu mengapa mereka harus mempercayai rukun iman itu. Dengan kata lain banyak orang muslim saat ini yang tidak mengetahui bukti-bukti kebenaran tentang sesuatu yang seharusnya mereka yakini.

Meyakini rukun iman tidaklah cukup kalau sekadar meyakini. Keimanan seperti ini biasanya tidak akan kuat, kalau disogok dengan Indomie sebungkus kemungkinan besar akan tergadai keimanan itu, dan kasus-kasus ini sudah banyak terjadi.

Untuk menghasilkan keimanan yang kuat tentunya kita harus mengetahui bukti-bukti kebenaran terhadap hal yang kita imani itu. Jika kita mengimani bahwa Alquran adalah satu-satunya kitab yang diturunkan Tuhan dan hingga saat ini masih terjaga keasliannya, maka sebagai kaum yang mengimani kebenaran Alquran, kita mesti mengetahui bukti-buktinya. Jadi jangan sampai kita beriman kepada Alquran sekadar beriman, tanpa mengetahui  bukti-bukti kebenaran Alquran bahwa ia adalah firman Tuhan.

Nah di dalam bab-bab awal buku The Mistery of Historical Jesus itulah saya mendapatkan beberapa gambaran singkat tentang perbandingan antara Alquran yang kita yakini dengan Bibel-nya umat Kristen. Di dalam buku itu, Pak Fatoohi menggambarkan bagaimana penjelasan Alquran tentang Yesus (Almasih Isa) di dalam Alquran bersifat konsisten dan cocok dengan berbagai penemuan sejarah yang ada tentang Yesus. Sementara gambaran Bibel tentang Yesus banyak pertentangan, padahal menceritakan tentang figur yang sama, yaitu Yesus. Dari sini bisa kita ambil simpulan bahwa gambaran tentang Yesus di dalam Bibel sudah banyak dicampuri tulisan-tulisan manusia, karena itulah banyak pertentangannya.

Di dalam buku ini juga sedikit digambarkan sejarah bagaimana Alquran dikumpulkan dan dibukukan. Bahwa umat Islam memiliki hanya satu kitab suci yakni Alquran, hal itu adalah sesuatu yang amat luarbiasa. Ada berbagai mazhab yang berbeda-beda di dalam Islam, ada Syi’ah dan Sunni, namun mereka semua mengimani satu Alquran yang sama. Sementara ada banyak sekte di dalam agama Kristen, masing-masing mereka memiliki Bibel versi mereka sendiri. Kalau kita melihat ada banyak versi Bibel (yang kanonik ada 4, yang apokrif lebih banyak lagi), maka bisa kita ambil simpulan bahwa sudah bercampur antara firman Tuhan dan tulisan-tulisan manusia.

Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak hanya wajib mengimani Alquran, tetapi juga kita wajib memahami bukti-bukti kebenaran Alquran, bagaimana sejarah Alquran diriwayatkan dan dikumpulkan, bagaimana kerasnya upaya para Sahabat untuk menjaga kemurnian dan keaslian Alquran sepeninggal Rasulullah shalallhu ‘alayhi wa alihi wasallam. Agar keyakinan kita kepada Alquran menjadi genap dan sempurna, kemudian kita perjuangkan Alquran agar diterapkan di tengah-tengah kehidupan kita. Di sanalah pentingnya kita belajar. Wallahu a’lam.

No comments

Powered by Blogger.