Al-Idrisi dan Peta Bola Bumi
Abu
Abdullah Muhammad al-Idrisi al-Qurtubi al-Hasani al-Sabti
atau Muhammad al-Idrisi lahir di kota
Afrika Utara Ceuta (dulu dikenal dengan nama Sabtah - karena itu disebut dengan
Al Sabti) yang termasuk bagian dari
Kekaisaran Murabitun. Al-Idrisi merupakan keturunan para penguasa Idrisiyyah
(nama Al Idrisi merujuk pada kata ini) di Maroko. yang merupakan keturunan
Hasan bin Ali, putra Ali dan cucu nabi Muhammad (nama Al
Hasani menunjukan bahwa beliau keturunan Hasan bin Ali.
Al-Idrisi adalah geografer dan kartografer
(pembuat peta) termasyhur di abad ke-12 M yang tinggal di Sisilia, tepatnya di istana Raja Roger II
(Sultan Ar Rujari). Kepopuleran Al-Idrisi dalam dua bidang ilmu sosial itu
telah membuat sang raja yang beragama Nasrani itu kepincut. Apalagi, Raja Roger
II sangat tertarik dengan studi geografi.
Salah satu proyek besar yang dikerjakan Al-Idris
adalah pembuatan peta dunia pertama yang akurat. Al-Idris dan Raja Roger II
bersepakat proyek pembuatan peta dunia itu akan diselesaikan dalam tempo 15
tahun. Guna mewujudkan ambisinya, didirikanlah akademi geografer yang dipimpin
Raja Roger II dan Al-Idrisi.
Megaproyek pembuatan peta dunia itu melibatkan 12 sarjana dan sebanyak 10 orang di antaranya adalah
ilmuwan Muslim. Adalah berkah tersendiri bagi Al-Idrisi bisa mengerjakan
pembuatan peta itu di kota Palermo. Sebab, di kota itulah para navigator dari
berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik dan perairan utara kerap
bertemu. Al-Idrisi menggali informasi dari setiap navigator yang tengah
beristirahat di Palermo. Ia bersama timnya mewawancarai dan menggali pengalaman
para navigator. Penjelasan dari seorang navigator akan dicocokkan kepada navigator lainnya. Hasil
kajiannya itu lalu dirumuskan.Setelah bertahun-tahun menyaring fakta yang
berhasil dikumpulkan, akhirnya pada tahun pada tahun 1154 M
peta itu selesai. Al-Idrisi
secara gemilang membuat peta bola bumi alias globe dari perak dengan berat sekitar 400 kilogram.
Globe perak ciptaan al-Idrisi mendapat
apresiasi positif dari para ilmuwan Barat. “Saat itu, para ahli geografi dan kartografi Barat masih
menggunakan pendekatan simbolis dan fantasi,’‘ ungkap Frances Carney Gie dalam
tulisannya berjudul Al-Idrisi And Roger’s Book. Alih-alih menggunakan
pendekatan ilmiah seperti yang dilakukan para ilmuwan Muslim, para sarjana
Barat ternyata masih bertumpu pada hal-hal mistis dan tradisional dalam membuat
peta.
Menurut Dr A Zahoor dalam tulisannya berjudul Al-Idrisi,
saat melakukan ekspedisi mengelilingi dunia, Columbus menggunakan peta yang
dibuat Al- Idrisi. Inilah salah salah satu fakta lainnya yang dapat mematahkan
klaim Barat bahwa Columbus merupakan penemu benua Amerika yang pertama
Menurut Scott, selama tiga abad lamanya peta yang dibuat
Al-Idrisi dijiplak para geografer tanpa mengubahnya sedikit pun. Itu
membuktikan betapa para geografer Barat begitu mengagumi dan mengakui kapasitas
keilmuwan Al- Idrisi. ‘’Kompilasi yang disusun Al-Idrisi menandai sebuah era
dalam sejarah sains. Tak hanya informasi historisnya saja yang sangat bernilai
dan memikat, namun penjelasannya tentang beberapa bagian dunia masih berlaku,’‘
papar Scott mengakui karya yang telah disumbangkan Al-Idrisi.
Driser, al-Idrisi
merupakan salah satu dari sekian banyak Ilmuwan Islam jenius yang patut kita
teladani. Ketelitian dan kegigihannya dalam membuat peta dengan tingkat akurasi
tinggi, menunjukkan karakter seorang Muslim yang pantang menyerah untuk ngasih
kontribusi positif bagi kebaikan Islam dan kaum Muslimin. So, kini saatnya kita
menjadi muslim sejati, layaknya al-Idrisi![]
No comments