Emansipasi : Bebas yang Bablas !!
“Kehidupan menyedihkan kaum perempuan Amerika yang dituntut untuk
memenuhi perannya hanya melalui pemenuhan kebutuhan suami dan anak-anaknya”
[Betty Friedan, “The Feminine Mystique”].
Betty Friedan, salah satu pion
perjuangan hak wanita angkat bicara tentang nasib kaum hawa di negerinya dalam
buku 'The Feminine Mystique' besutannya. Doi menggelontorkan ide feminisme yang
‘berempati’ akan nasib perempuan yang konon sering ditindas dalam kehidupan
akibat ketidakadilan sosial. Sepintas lalu, mulia betul niat Betty yang
berjuang agar perempuan dan laki-laki sama rata peran, jatah, dan lainnya.
Sayangnya,
pesona paham feminisme Betty tak seindah yang dikampanyekan. Feminisme bukannya
bikin perempuan makin mulia malah kian nyerempet bahaya. Demi sebuah kesamaan peran, perempuan
rame-rame menuntut dibebaskan keluar rumah, meniti karir, hingga melepas
tanggung jawab pengurusan anak dan rumah tangga. Tradisi ‘perempuan wajib ke
dapur seolah sudah kadaluarsa’. Emansipasi getohh!
Tak hanya dalam
urusan kerja, perkembangan kesejajaran perempuan dengan laki-laki juga merambah
dunia olahraga. Bayangin aja, cabang olahraga yang full mengandalkan otot mulai
digandrungi perempuan. Hingga melahirkan cabang olahraga angkat besi cewe,
petinju cewe sampe sepak bola cewe. Adoyy!
Masih ada lagi nih. Saking ngototnya kaum feminis menyuarkan emansipasi, sampe ada cetusan untuk memodifikasi gaya
buang hajat perempuan. “Kenapa (maaf)
pipisnya perempuan harus jongkok? Sesekali berdiri juga boleh dong. Emang cowo
aja yang bisa”, begitulah ide nyeleneh mereka yang kemudian tercipta alat
bantu bagi cewek untuk bisa pipis sambil berdiri!
Walhasil, emansipasi memaksa perempuan lebih agresif plus
menyalahi fitrah demi sebuah status
kesetaraan gender. Padahal Allah
swt udah ngingetin kalo keberadaan laki dan perempuan untuk saling melengkapi
dan menolong satu sama lain. Bukan ajang persaingan.
“Orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan,
sebagian mereka adalah penolong/awliya
bagi sebagian yang lain. Mereka melakukan amar makruf nahi mungkar” (
At-Taubah: 71)
Itu perkataan
Allah. Jelas banget, islam yang datangnya dari Rabb Pencipta Alam sudah
menerangkan bahwa hubungan antara perempuan dan laki-laki adalah tolong
menolong. Kalo perempuan lagi kesusahan, laki-laki membantu. Begitu pun
sebaliknya. Belum ada dalam riwayat perjalanan rasul sebagai suri teladan islam
yang menistakan perempuan.
Ada yang bilang kalo islam menyampingkan
perempuan karena perannya sebagai
ibu dan pengurus rumah tangga (ummu
warobbatul bait)? Justru, itu bikin kedudukan perempuan jadi istimewa. Perempuan jadi ratu yang berperan besar untuk membentuk
orang-orang hebat melalui tangan kasih sayangnya. Bayangin aja kalo semua ibu
kerja di luar rumah trus lembur sampe malam. Anaknya siapa yang ngurus?
Pembantu ? Hiii…. Kita kan anak ibu kita, masa yang ngurus pembantu. Ogah! [Alga Biru]
BOX:Selaput Dara dan Kesucian
Ada hal menarik sekaligus diskriminatif
yang menimpa kehidupan perempuan. Apakah itu? Yaitu tentang selaput dara.
Selaput ini merupakan selaput tipis yang dianugerahkan Allah khusus untuk
perempuan di daerah khususnya. Selaput ini gampang sobek yang akibatnya
mengeluarkan darah. Biasanya, darah itu keluar akibat hubungan biologis suami
istri sebagaimana lazimnya. Itulah sebabnya selaput ini juga dipakai sebagai
lambang virginitas (keperawanan) perempuan. Eitss… tapi jangan salah, berhubung
selaput ini memang tipis banget, jadi ngga selamanya selaput ini sobek karena
hubungan suami istri. Bisa aja selaput ini sobek karena kita jatuh dari sepeda
atau tergelincir pas naik pohon (wedewww….).
Selain tipis, selaput ini juga bervariasi. Tiap perempuan memiliki selaput dara
yang berbeda kekenyalan dan morfologi (bentuk). Nah… kalo terlalu kenyal, bisa
aja loh seorang perempuan selaput daranya tidak sobek seumur hidup.
So, sungguh picik jika seorang laki-laki
melihat kesucian istrinya cuma dari perdarahan selaput dara. Dan sungguh picik
juga kaum feminis yang berlagak memperjuangkan nasib perempuan tapi mereka
membiarkan pelacuran tumbuh subur, gonta-ganti pasangan atau kebebasan yang
bablas lainnya. Membiarkan selaput dara itu rusak di tangan kedurjanaan dan
zina. Sungguh indah islam yang memuliakan perempuan.
Hadist yang diriwayatkan Abu
Hurairah: “Wanita itu dinikahi karena
empat aspek: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan
karena agamanya. Oleh karena itu, pilihlah wanita karena agamanya, niscaya
engkau akan beruntung”.
Beginilah islam
menilai perempuan. Suci dan terhormat. Bukan selembar selaput yang menjadikannya suci, bukan kecantikan
yang membuatnya tinggi. Hanya agama, yaitu akhlak yang memancarkan keimanan.
Ruarrrr biasa! Cuma islam yang bisa begini ! [Alga Biru]
No comments